Jumat, 23 November 2012

Secuil Cerita tentang November

Hari ini november yang ke-11, iyaa ke-11. November selalu membuatku mengingat peristiwa paling menyedihkan di hidupku. dan selamanya ini akan selalu menjadi bulan menyedihkan untuku. Masih jelas sekali dalam ingatanku, tepat 21 November 2001. Seorang ayah yang sabar, ayah yang hebat, ayah yang sangat menyayangi dan disayangi ayahnya, ayah yang selalu memberikan keceriaan di setiap sudut ruang istana keluargaku. Dia pergi dengan tenang ke pangkuan Allah swt. Pagi itu, berbeda dengan biasanya. pagi yang biasanya diwarnai dengan dengan tawa, berubah menjadi lautan tangis air mata. Ayah yang sangat kami sayangi, tanpa sakit sedikitpun dia tertidur dengan tenang untuk selamanya. Semua itu terasa seperti mimpi, dia yang kemarin masih bergembira dengan kami. dengan tiba-tiba pergi meninggalkan kami begitu saja. serasa sebuah petir dengan badai yang sangat besar mengguncang keluarga kami. Ibu, kaka-kaka, aku, semua hanya bisa menangis untuk mengikhlaskan kepergiannya. Kecuali adikku yang saat itu masih berumur 11 tahun. Mungkin Allah lebis sayang Ayah dibandingkan kita. Sekarang, aku bertemu dengan 21 November untuk ke-11 kalinya, dan artinya sudah 11 tahun Ayah di sisi Allah swt. Waktu terasa berat setelah keprgianmu ayah, sampai detik ini pun mungkin hatiku tidak bisa menerima kenyataan bahwa kau telah tiada. Banyak hal yang berubah setelah kepergianmu, tapi aku tau kau selalu melihat aku disini, melihat bagaimana aku tumbuh, bagaimana aku menjaga ibu dan upi, bagaimana aku belajar untuk bisa menjadi orang berguna untuk ibu dan yang lain, dan akupun selalu tahu bahwa kau selalu ada di hati kami. Kamu tau ayah, rasa rinduku padamu selalu memberontak setiap harinya. Ingin sekali rasanya aku melihat sosok mu sekali saja, di pelukmu dengan hangat, di marahi oleh mu, di panggil oleh mu, dan aku ingin sekali melihat senyum hangatmu ayah. Izinkan aku untuk merasakan itu walau hanya dalam mimpi ayah. jangan mengira aku menangis menulis ini, aku tersenyum ayah. aku selalu tersenyum karena aku tau kau selalu suka melihat aku tersenyum. Ayah, setahun ini aku sudah bisa menjaga ibu, walau mungkin aku tidak bisa sehebat kamu. Tapi aku janji akan menjadi sosok mu untuk ibu. Aku janji tidak akan membuat ibu merasa kesepian, membuat ibu merasa sedih, aku janji itu ayah. Ayah, maaf aku bukan anak yang baik ketika kau pergi. Dan mungkin sekarangpun aku belum bisa menjadi anak yang baik buat mu dan ibu. aku belum bisa menjadi apa yang ayah inginkan, tapi aku akan terus berusaha untuk itu ayah. aku ingin membuat ibu bangga, dan juga membuat mu bangga melihatku dari sana. Ayah jangan khawatir yah, aku pasti bisa. WE LOVE YOU DAD, WE REALLY REALLY LOVE YOU.